Suara Kami, Suara Anak Negeri
Tengoklah sedikit engkau kepada kami.
Alingkan wajahmu sedikit kepada kami.
Singa sang raja hutanmu mau mendengarkan rakyatnya walaupun ia hanyalah seekor burung kecil.
Tidakkah kau pula ingin mendengar kami?
Bukankah kami tonggak di negara ini?
Bukankah kami yg kan mengibarkan Sang Merah Putih di seluruh jagat raya?
Tak mengapa oh wahai Bapak-Bapak Negara kami.
Jika hanya kau luangkan waktu sedetik bagi kami tuk berbicara.
Waktu yang tak lama itu pun sungguh teramat berarti bagi kami.
Kami para pemuda, bukan hanya seorang bocah yang kau kenal yang tiada mengerti hal lain.
Jika kalian bertanya pada kami, "mana para pemuda indonesia? Dimana kiprah mereka untuk bangsa saat ini?" Coba lah tengok ke dalam diri bapak sekalian.
Adakah kesempatan yg kalian berikan kepada kami?
Bahkan sepucuk surat dari salah satu kawan kami mengenai ujian pun hanya digubris percuma. Tak dipercaya, dan hanya terbaca sia2.
Berilah ruang sedikit, untuk kami menyampaikan apa yg slama ini terpendam.
Kami paham, pengalaman yg kalian miliki memang tak akan pernah sebanding dengan apa yg kami miliki.
Tapi mohon, kami memang tak pernah berfikir ke belakang. Karena kami menawarkan masa depan.
Dengan ini, kami hanya ingin menyampaikan beberapa pendapat kami mengenai pendidikan di masa ini.
Kami tidak pernah keberatan jika kami dipaksa dan ditempa untuk bergerak lebih maju. Tapi adakah terbesit dalam fikiran bapak sekalian? Semua kebijakan yg dilontarkan oleh pihak pemerintah seolah-olah tak pernah berasal dari hati nurani kami. Semua seperti sudah diambil alih sendiri.
Lalu apa yg slama ini kami pelajari di buku2 sekolah kami? Dusta kah? Ajari kami pak. Pengalaman kami, tak sehebat dan tak seluas bapak sekalian.
2. Nasionalisme
Perihal kebijakan berbusana. Maaf sebelumnya. Kami tidak berniat sedikit pun untuk mengusik keyakinan umat lain di indonesia. Kami hanya mempertanyakan tentang toleransi yg selama ini diajarkan di sekolah2.
Pakaian adat di hari jum'at.
Tidak kah ada hari lain untuk mengenakan pakaian itu? Mengapa harus di hari jumat?
Dalam agama islam hari jumat adalah hari yg begitu berkah.
Mengapa harus di hari jumat kami mengganti pakaian kami?
Tidak kah cukup hari2 lain untuk menjadi sasaran kebijakan kalian?
Dimana toleransi beragama yg diajarkan dalam berbangsa dan bernegara di bumi kita tercinta ini?
Lihatlah Bapak , pelajar-pelajarmu di luar sana.
Pendidikan di negeri ini belumlah merata.
Banyak dari kami yang masih menderita.
Bapak katakan yang utama membuat rakyat sejahtera
Bagaimanakah kenyataannya?
Wahai Bapak, kami adalah para siswa.
Bukan sebuah kelinci tuk dicoba.
Kami butuhkan karakter budaya bangsa.
Bukan karakter yang terjajah.
Tidak cukupkah kau untaikan janji belaka?
Sementara tak jarang ada bukti yang nyata.
Bapak katakan kamilah penerus generasi bangsa.
Generasi bangsa yang beragama.
Tapi dimanakah toleransi berada?
Bukankah negara ini menganut Demokrasi Pancasila?
Tapi dimana jugakah kebebasan berada?
Sistem pendidikan kau ubah tak mengapa.
Telah kami ikuti semua.
Peraturan yang Bapak buat telah kami terima.
Berusaha tuk berlapang dada.
Namun saat kejanggalan yang ada.
Itulah saatnya kami bersuara.
Salam dari kami.